By. Zahra A. Harris
Assalaamu'alaikum warohmatullaahi wabarokatuh ....
Selamat malam rekan-rekan Kobimo, mohon maaf atas keterlambatan jadwal malam ini (jaringan sedikit bermasalah). Kakak ucapkan juga selamat datang dan selamat bergabung untuk para anggota baru. Yuk, sambil menikmati tayangan pertandingan Indonesia vs Belanda, kita menyimak catatan berikut ini.
Selama kita masih terus menulis, belajar EyD tidak akan ada habisnya. EyD bukanlah ilmu baru. Berbekal buku-buku materi yang banyak terdapat di toko-toku buku, atau searching di Google, kita bisa memperdalam EyD kapan saja dan di mana saja. Tapi tanpa banyak berlatih, membuat simulasi dan mendisiplinkan aturan-aturannya dalam tulisan, kemahiran kita akan EyD yang sudah begitu dalam juga bisa berangsur-angsur hilang.
Untuk itu, malam ini mari segarkan ingatan mengenai:
Kata Turunan
1. a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya: berjalan
dipermainkan
gemetar
kemauan
lukisan
menengok
petani
b. Imbuhan dirangkaikan dengan tanda hubung jika ditambahkan pada bentuk singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa Indonesia.
Misalnya: mem-PHK-kan
di-PTUN-kan
di-upgrade
me-recall
2. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya: bertepuk tangan
garis bawahi
menganak sungai
sebar luaskan
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya: dilipatgandakan
menggarisbawahi
menyebarluaskan
penghancurleburan
pertanggungjawaban
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
adipati dwiwarna paripurna aerodinamika
ekawarna poligami antarkota ekstrakurikuler
pramuniaga antibiotik infrastruktur prasangka
anumerta inkonvensional purnawirawan audiogram
kosponsor saptakrida awahama mahasiswa semiprofesional bikarbonat mancanegara subseksi biokimia monoteisme swadaya caturtunggal multilateral telepon dasawarsa
narapidana transmigrasi dekameter nonkolaborasi
tritunggal demoralisasi pascasarjana ultramodern
Catatan:
(1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, tanda hubung (-) digunakan di antara kedua unsur itu.
Misalnya:
non-Indonesia
pan-Afrikanisme
pro-Barat
(2) Jika kata maha sebagai unsur gabungan merujuk kepada Tuhan yang diikuti oeh kata berimbuhan, gabungan itu ditulis terpisah dan unsur unsurnya dimulai dengan huruf kapital.
Misalnya: Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.
(3) Jika kata maha, sebagai unsur gabungan, merujuk kepada Tuhan dan diikuti oleh kata dasar, kecuali kata esa, gabungan itu ditulis serangkai.
Misalnya: Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
Mudah mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
(4) Bentuk bentuk terikat dari bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti pro, kontra, dan anti, dapat digunakan sebagai bentuk dasar.
Misalnya:
Sikap masyarakat yang pro lebih banyak daripada yang kontra.
Mereka memperlihatkan sikap anti terhadap kejahatan.
(5) Kata tak sebagai unsur gabungan dalam peristilahan ditulis serangkai dengan bentuk dasar yang mengikutinya, tetapi ditulis terpisah jika diikuti oleh bentuk berimbuhan.
Misalnya: taklaik terbang
taktembus cahaya
tak bersuara
tak terpisahkan
SUMBER : http://www.facebook.com/groups/kelasonlinebimbinganmenulisnovel/doc/677107462314649/